8/9/19

Rekomendasi lagu untuk teman promil

Assalamualaikum, akhirnya setelah seribu purnama saya bisa kembali lagi menulis disini. Maaf sebelumnya untuk si-blog yang sudah saya tinggalkan begitu saja, bukan bermaksud mengabaikan hanya saja sekarang saya sedang tidak bersemangat ngapa-ngapain. Tau gak kenapa hai blog? karena saya sekarang lagi hamil! yeyyyy!!! kaget gak kamu? seneng gak kamu? saya tau kamu gak akan jawab, soalnya kamu cuma blog hahaha

Ditulisan kali ini, saya tidak akan cerita tentang perkembangan kehamilan (mungkin akan saya coba ceritakan pada tulisan selanjutnya, kalau lagi ingin) karena disini saya ingin mencoba merekomendasikan beberapa lagu yang sempat "berteman" dengan kuping ini selama masa-masa menunggu kehamilan. Saya berharap, temen-temen yang sempat membaca tulisan ini bisa sama semangatnya seperti saya dulu, bahkan kalau perlu lebih.

source/google
Disclaimer: Saya bukan tipikal orang yang mengerti musik. Saya hanya seorang penikmat dan mohon maaf apabila ada salah kata atau penjelasan karena disini benar benar murni ketikan dari apa yang saya pikir dan juga rasakan.
Baiklah, sudah terlalu panjang intronya, jadi langsung saja ya kita mulai...


1. Menunggu Kamu - Anji


"Ku selalu mencoba untuk menguatkan hati dari kamu yang belum juga kembali.
Ada satu keyakinan yang membuatku bertahan, penantian ini kan terbayar pasti.
Lihat aku sayang yang sudah berjuang menunggumu datang, menjemputmu pulang."

Sebenarnya lagu ini diperuntukan bagi seseorang yang sedang menunggu kekasih hatinya pulang, entah karena bekerja jauh ataupun karena jarak tinggal yang jauh. Tapi di beberapa penggalan lirik (yang saya masukkan ke blog ini), ssaya merasakan lagu ini juga masuk untuk kisah saya -orang yang sedang menunggu buah hatinya hadir kembali-. Setelah peristiwa keguguran yang saya alami, setiap mendengar lagu ini, serasa saya bisa hanyut terbawa alunan musik ringan dan lirik-liriknya, kemudian terbangun lalu tersadar sembari berkata dalam hati "hey, ini bukan akhir. Suatu saat nanti saya akan miliki buah hati kembali. Suatu saat nanti, semua usaha-usaha saya akan terbayar!".


2. Don't give up on me - Andy Grammer


"I will fight, i will fight for you. I always do until my heart is black and blue.
'Cause I'm not givin' up, i'm not givin' up, givin' up, no, not yet. Even when I'm down to my last breath, even when they say there's nothin' left, so don't give up on me.
'Cause I'm not givin' up, i'm not givin' up, givin' up, no, not me. Even when nobody else believes, i'm not goin' down that easily. So don't give up on me."

Dengan komposisi musik yang "agak keras" lagu ini bercerita tentang perjuangan. Perjuangan untuk mendapatkan apa yang selalu ada didalam do'a. Bagi saya, lirik lagu ini seperti mengandung bara api yang bisa membakar semangat. Bagi saya, lagu ini seperti mengingatkan saya untuk terus berjuang sampai titik darah penghabisan, tidak boleh menyerah walau apapun yang terjadi.


3. Yang patah tumbuh, yang hilang berganti - Banda Neira

"Yang, yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti"

Yap, mungkin yang sudah pernah baca tulisan saya mengenai keguguran lalu, saya pernah megutip lirik lagu ini. Dengan iringan musik yang "Banda Neira" banget (musiknya menenangkan, syahdu, lembut dan adem) dijamin kamu akan terbawa dalam alunan indahnya. Lagu ini saya pakai untuk megobati rasa sedih dan luka hati saat saya sedang berada di titik terendah dalam hidup. Dan benar, yang hilang akan berganti 😊


4. You're gonna live forever in me - John Mayer

"A great big bang and dinosaurs, fiery raining meteors, it all ends unfortunately.
But you're gonna live forever in me, i'll guarantee, just wait and see.
Parts of me were made by you and planets keep their distance too, the moon's got a grip on the sea.
And you're gonna live forever in me, i guarantee, it's your destiny"

Sebenernya saya pun tidak begitu paham makna lagu ini hahaha yang saya tau, ketika saya mendengar lagu ini, saya merasa tenang. Susah dijelaskan, namun saya rasa lagu ini patut kalian dengarkan. Alunan musik yang ringan dan syahdu pas banget menemani hari yang berat.
Kalau dari saya pribadi, saya bisa memaknai lagu ini sebagai salah satu bukti kalau cinta orang tua ke anak itu tidak akan pernah ada habisnya, karena sampai kapanpun orang tua akan menjamin kalau si anak akan selalu hidup dan menjadi bagian dalam hati dan cinta orang tuanya. Walaupun kiamat sedang terjadi. 


Nah, itu dia lagu-lagu yang saya dengarkan hampir setiap hari. Bahkan terkadang, saya bisa sampai nangis dengerinnya. Lebay ya? emang hahaha.

Semoga tulisan kali ini berbobot dan bisa bermanfaat 😄, mungkin lain kali saya akan coba menuliskan rekomendasi lagu-lagu yang menemani masa kehamilan saya. Tapi entahlah kita liat saja nanti 😄
Wassalamualaikum.
Baca selengkapnya

2/15/19

Sensasi makan seafood murah di G'Joss Seafood Jogja

Halo temen-temen. Kali ini saya mau nulis cerita pengalaman saya dan suami makan seafood murah didaerah Depok, Sleman Yogyakarta. Yap.. nama tempatnya G'Joss Seafood. Lucu gak sih namanya? hahaha. Pertama kali tau tempat ini karena gak sengaja liat pas lagi di jalan menuju penginapan. Oh ya, lokasinya itu ada di Jl. Persatuan Condongcatur No.84, Gempol, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kami mengunjungi tempat ini pada malam hari, pas banget kan buat dinner terakhir gitu di Jogja. Dari penginapan kami (Rumput Hotel), kami berjalan kaki hanya sekitar kurang dari 5 menit saja. Lokasinya strategis di pinggir jalan jadi mudah dijangkau jika kalian berkendara, mengingat lokasi parkirannya juga cukup luas.

banner utama, ada didepan restoran

restoran tampak depan

Kalau dari segi bangunan sih lucu ya, banyak bambu-bambunya gitu khas daerah banget. Ukuran mejanya juga cukup lebar, dan dipojok dalam ruangan terdapat tempat makan khusus lesehan gitu jadi bisa disewa untuk acara tertentu mungkin. Pelayannya juga ramah-ramah, khas orang jogja lah ya ramah, baik, sopan hehe.



pak suami biar eksis



Menunya sendiri bervariatif. Mulai dari yang single menu sampai yang sudah paketan juga ada. Rasanya enak, rempah-rempahnya kerasa banget dari aroma dan rasanya. Mungkin kalau boleh kasih masukan sedikit, tolong dipercepat proses penyajian makanannya hehehe karena cukup lama sih kalo menurut saya soalnya pengunjung juga sedang tidak terlalu ramai. Dan sedikit tips dari saya untuk kalian yang mau makan disini, kalau mau pesan menu hotplate disarankan siapin tissu basah ya untuk membersihkan meja yang nantinya akan kena cipratan kuah dari hotplatenya.

Ini menu yang kami pesan:


cuminya masih mendidih banget nih yummy

Nah untuk kalian yang penasaran sama menunya, bisa dilihat dibawah sini ya..
Semoga artikel ini dapat membantu dan menambah informasi temen-temen semuanya 😊




Baca selengkapnya

2/12/19

Menu dan harga : House of Raminten Jogja

Paket komplit wisata Jogja, merasakan kenikmatan makanan dengan harga yang murah serta tempat yang nyentrik binti "nyeleneh" khas House Of Raminten.

Kedua kalinya ke Jogja namun rasanya seperti pertama kali. Dulu, ke Jogja cuma karna ikut karyawisata dari sekolah yang jadwalnya pun harus mengikuti kebijakan sekolah. Kali ini, kembali ke kota kenangan dengan suami tercinta (tjieeeee) yang jadwalnya bebas bahkan 99,99% saya yang buat itinerarynya hehehe

Berhubung saya merasa masih asing dengan kota kenangan ini, saya kembali dibantu sohib travelling saya yaitu Evi untuk menyusun itinerary nya. Diselang pembicaraan yang sangat menyenangkan (karna berhubungan dengan jalan-jalan), Evi bilang kalau saya wajib kudu harus mesti merasakan makan di House Of Raminten Jogja. Wow, tempat apakah itu? ada yang belum tau juga gak sih kaya saya dulu? (nyari temen ceritanya).

Baiklah, saya akan coba mengulik tempat makan yang enak, murah, nyentrik, dan "jawa banget" ini. Sebagian informasi saya dapatkan dari hasil berselancar di mbah google. Semoga bisa membantu temen-temen para calon wisatawan koja Jogja sekalian.

Sejarah
The House of Raminten merupakan salah satu rumah makan yang beroperasi 24 jam. Rumah makan ini menyajikan nuansa Jawa, baik dari alunan musik yang diputar, seragam yang dikenakan para pelayan, nama dan pilihan menu yang disediakan, serta berbagai perabotan dan ornamen yang ada.

sumber : wikipedia

Rumah makan The House of Raminten dibuka pada tanggal 26 Desember 2008 oleh Hamzah Sulaeman. Nama Raminten diambil dari tokoh yang pernah diperankan Hamzah dalam sebuah program bernama Pengkolan yang pernah tayang di TVRI. Raminten sebetulnya adalah tokoh wanita. Dalam program itu, Hamzah berdandan ala wanita Jawa, lengkap dengan kebaya dan sanggulnya. Meskipun Hamzah adalah salah seorang penerus Grup Mirota, rumah makan ini tidak diberi nama yang mengandung unsur Mirota melainkan dari nama tokoh yang ia perankan di acara televisi Jogja TV yang berjudul Pengkolan, yaitu Raminten.

sosok asli Raminten. Sumber: bukuotobiografi

Pada mulanya, The House of Raminten menjual jamu dan nasi kucing sebelum akhirnya juga menjadi toko suvernir dan oleh-oleh khas Yogyakarta. Rumah makan ini juga awalnya menyajikan tarian Jawa sebelum ruang pendopo juga diperluas untuk area makan tambahan. Setiap pagi, para pengunjung bisa melihat proses pelukisan batik.

Rumah makan ini selanjutnya membuka cabang di Jalan Kaliurang Km 15,5, Sleman, Yogyakarta yang diberi nama The Waroeng of Raminten. Meskipun demikian, The Waroeng of Raminten memiliki desain serta menu yang berbeda serta tidak dibuka selama 24 jam.
sumber : wikipedia

Lokasi dan Suasana
The House of Raminten berlokasi di Jalan FM Noto nomor 7, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta. Kalau saya tidak salah ingat, dari penginapan saya di Pi Home Baciro jaraknya hanya 10 menit ditempuh dengan berkendara motor.

Lokasi House of Raminten sangat mudah dituju karena masih terletak di tengah kota dan sangat mudah dikenali juga mengingat adanya banner yang sangat besar menampilkan gambar seorang perempuan yang mengenakan pakaian adat khas jawa dan dandanan lengkap.

sosok Raminten, sumber: hipwee

Setelah saya parkir motor disamping bangunan saya masuk dan cukup terkaget karena melihat ramainya antrian yang ada. Saya datang sekitar pukul 7 malam di hari kerja namun sudah dapat wishlist nomor belasan. Saya duduk di bangku tunggu dan saya merasa takjub dengan bangunan ini. Sekilas bangunannya sama saja seperti rumah makan adat jawa pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah atribut yang dipakai para pelayan, pajangan-pajangan, serta patung sosok Raminten di pojok sudut photobooth menjadi daya tarik tersendiri.

pajangan "nyeleneh"

pojok photobooth

Disini, tempat duduk yang disediakan disesuaikan dengan jumlah anggota yang akan menikmati hidangannya. Ada meja untuk satu atau dua orang, ada yang untuk 3 atau 4 orang, 5 atau 6 orang bahkan ada yang untuk 8 orang. Selain meja dengan kursi, tempat ini juga menyediakan meja lesehan bagi anda yang menginginkan suasana makan ala Jawa yang lebih terasa.

kursi tunggu, sumber: neolimastrans

Menu Makanan
Langsung saja saya kasih foto daftar menu nya ya. Biar temen-temen bisa lihat sendiri siapa tau dibikin ngiler dan pengen, kaya saya sekarang ini hmmm....
Mohon maaf jika fotonya kurang jelas, dikarenakan sudah malam hari dan memakai kamera seadanya serta kemampuan fotografi saya yang sangat minim, tapi semoga bisa menambah informasi temen-temen dan membuat kalian semua tergoda untuk datang kesini yeyyyyy.....













Baca selengkapnya

1/30/19

Cerita kehamilan pertama dan harus menghadapi kehilangan

Kun Fayakun -Be, so it is.
Iya, benar kamu tidak salah baca. Alhamdulillah akhirnya setelah bergonta ganti dokter spog, Januari awal kemarin saya positif hamil. Lucu juga sekarang kalau dipikir-pikir padahal bulan Desember lalu saya baru saja menceritakan kisah promil saya (disini), tapi Allah maha baik, Allah maha pengabul do'a hambaNya. Disaat saya sedang tidak terlalu memikirkan untuk "harus jadi" setiap HB dengan suami sambil menunggu bulan Maret/April nanti, amanah terindah itu hadir. Sedih, terharu, dan bahagia sekali, kadang masih gak percaya ternyata saya bisa hamil alami. Walaupun perjalanan rumah tangga kami masih terhitung baru dan mungkin belum ada apa-apanya dibanding perjalanan para pejuang garis dua diluar sana, tapi tetap saja berita ini sangat melegakan bagi kami.

Namun, kebahagiaan itu hampir membuat saya lupa bahwa semua yang ada di dunia ini hanya titipan Allah. Dan disaat Allah-Sang Pemilik memintanya kembali, kita seharusnya sudah siap.

Pada tulisan kali ini, saya akan bercerita bagaimana perjuangan saya dengan suami menemukan titik terang. Bukan rasa sedih yang kami ingin bagi, melainkan rasa syukur. Rasa syukur sebagai bukti bahwa Allah masih dan akan selalu mendengar doa kami dan kenyataan bahwa tidak ada masalah pada rahim saya ataupun sperma suami saya. Walaupun ia hanya sebentar di hidup kami, namun cahaya yang ia pancarkan sudah mampu menyinari kembali jalan semangat kami.


Pagi, 10 Januari 2019
Sudah sekitar 2 mingguan saya merasakan sakit di (maaf) PD saya. Sakitnya seperti menegang dan keras, membuat tidak nyaman. Sempat berfikir mungkin saya akan haid, jadi saya coba nikmati saja. Namun semingguan terakhir ini setiap malam, saya merasakan gelisah selain karna PD saya yang sakit, pinggang saya sangat pegal dan keram jadinya saya kesulitan tidur. Perut bawah saya juga keram ringan dan kepala saya suka pusing dan sakit tiba-tiba sampai dalam hati saya bilang "aduh kalo mau keluar ya keluar dong hey kamu haid... saya udah gemes nih" tapi si tamu bulanan tak kunjung tiba.

Sudah biasa saya selalu telat haid karena tanggal haid saya memang tidak teratur, tapi entah kenapa suami cerita dia 2 malam berturut-turut mimpi punya anak, mungkin itu yang menjadi sebab suami saya punya feeling saya hamil. Tapi saya sudah puluhan kali di PHP-kan oleh tanda-tanda diatas yang nantinya berujung saya haid juga, belum lagi puluhan testpack yang selalu menunjukan hasil yang sama--membuat saya trauma.

Tapi, pagi ini berbeda entah karena apa, saya merasa ingin sekali memakai alat itu. Tanpa sepengetahuan suami, saya beranikan diri mencoba kembali testpack. Seperti biasa, urin pagi pertama yang saya pakai dan taraaaa.... hasilnya garis satu. Saya ketawa saat itu sambil rasanya ingin bilang ke suami "tuh kan dibilangin juga apa orang aku gak hamil!" hehehe. Saya letakkan begitu saya testpacknya, lalu saya mengambil sikat gigi dan ketika saya menoleh kembali ke alat kecil itu, saya kaget bukan main, ternyata garisnya berubah jadi 2! Saya coba duduk, takut kalo ini mimpi terus berfikir lagi "ini nyata, ini nyata" lalu saya ambil testpack itu mencoba lihat lebih fokus dan benar ternyata garisnya ada 2 bukan cuma bayangan mata saya saja.

hasil testpack pertama, masih samar

Tidak lama setelah selesai mandi, saya langsung kirim foto terbahagia itu ke suami dan tidak lama suami langsung membalasnya, tumben. Biasanya dia kalau sudah di tempat kerja hanya sempat memegang hp di waktu tertentu saja. Respon suami pada saat itu cuma bilang "Nanti sore aku beliin tespek lg ya asal jangan pakai merk 1*** aja" hahaha mungkin dia pun juga sempat trauma dengan garis dua yang menipu, sudah pernah saya ceritakan sebelumnya (disini) tapi berbeda dengan saya, setelah mendapat garis dua walaupun samar tapi mungkin karna merk testpacknya Akurat, saya sangat percaya diri. Selama ini saya beberapa kali mencoba testpack pakai Akurat belum pernah mendapatkan hasil samar sekalipun.

Orang kedua yang saya beritahukan hal bahagia ini adalah mama, kemudian sahabat saya yang juga teman berangkat kerja bareng--Sarah. Bagaimapun mereka harus tau, karena mama dan Sarah adalah teman baik perjalanan setiap pagi menuju kantor (biar bawa motornya pelan hehehe)

Saya menjalani hari dengan sangat ceria padahal biasanya kalau pagi saya masih agak moody. Saya juga sempat bawa motornya Sarah dan memboncenginya dengan sangat pelan. Perubahan yang cukup drastis. Di kantor, saya membatasi gerak saya. Berdiri jika hanya diperlukan (terutama bolak-balik kamar mandi karna memang beberapa hari belakangan ini saya BAK nya sering), makan siangpun yang biasanya saya pergi ke kantin, hari itu saya memilih di kantor saja. Kemudian pulang kerja juga dijemput suami.

Kami banyak berdiskusi mengenai kehamilan malam itu. Saya dan suami juga sepakat untuk tidak periksa ke dokter dahulu. Saya akan melakukan tespack beberapa kali lagi dan jika hasilnya tidak berubah baru kami akan ke dokter.

Subuh, 11 Januari 2019
Sebelum ambil wudhu, saya ditemani suami mencoba testpack kembali. Kali ini mencoba merk Sensitif. Dan hasilnya kembali membuat kaget (dan sedikit sedih) karena cuma 1 garis. Terus saya kepikiran "apa mungkin seperti kemarin ya? ditunggu sebentar dulu". Yasudah, saya memutuskan untuk mandi. Sambil sabunan, nengok ke testpack yang masih satu garis, lalu sikat gigi sambil ngeliatin juga barangkali garisnya akan bertambah, begitu seterusnya sampai ketika hampir selesai mandinya, saya lihat ada bayangan garis kedua, tipis sekali bahkan harus dilihat dibawah lampu. Saya kasih ke suami, suami masih ragu, yasudah saya fikir. Kami berwudhu dan melaksanakan sholat subuh.

Saya ingat, saya sempat bernazar jika nanti hamil, saya akan mengkhatamkan kembali Al-Qur'an jadi saya (yang jarang mengaji ini, hiks jangan ditiru ya) mencoba menepati nazar saya walaupun hasilnya masih abu-abu, saya hanya ingin berserah kepada Allah sekaligus meminta belas kasihNya. Selesai mengaji, saya kembali melihat testpack dan tiba-tiba senang sekali... hasilnya walaupun masih samar kini bisa terlihat meski tidak dibawah lampu hehe, saya langsung tunjukan ke suami dan ya, suami saya melihat garis samar itu. Tanda bahwa pelita hati kami memang benar sudah hadir, di rahim saya 😊

hasil testpack kedua, sangat samar

Saya tidak heran jika kalian kesulitan melihat garis samarnya, karna saya pun jika melihat dari layar hp apalagi laptop sangat sulit. Mungkin ini karena faktor kamera hp jaman now yang filternya luar biasa ya jadi bisa menghaluskan apapun hahaha.

Pagi, 11 Januari 2019
Setelah cukup lega dan puas melihat serta memfoto hasil testpack pagi ini, saya dan suami mencoba tidur kembali sebelum nantinya ngantor. Tapi tunggu, kok saya merasa kurang nyaman ya? seperti merasakan basah dibagian "bawah" saya. Karena kamar gelap, saya coba nyalakan senter hp dan ketika saya arahkan kesana, saya melihat ada darah!

Darah segar yang mungkin seukuran telapak tangan kini terlihat di celana tidur saya. Seketika saya membangunkan suami dan dia ikut kaget. Saya mencoba tetap tenang sambil berjalan ke kamar mandi lalu mengganti celana dan memakai pembalut. Saya juga ceritakan hal tersebut ke mama. Sampai jam 8 pagi, suami saya sudah berangkat kerja, namun darah saya masih keluar. Saya mencoba untuk berbagi kegelisahan dan kesedihan saya kepada sahabat saya yang lainnya, Evi. Dan berkat masukan dari Evi, saya memutuskan untuk izin kerja. Siang harinya sekitar jam 11, saya pergi ke toilet untuk BAK dan saya melihat cukup banyak darah yang keluar walaupun tidak seperti darah haid tapi untuk ukuran flek normal selama hamil atau pendarahan selama hamil sepertinya tidak sebanyak itu. Saya kembali panik dan sedih, secara tiba-tiba saya berinisiatif untuk mendatangi dokter spog yang sedang buka praktek. Siapapun, asal dia bisa USG saya sekarang juga.

Diantar mama, kami mencari dokter spog yang masih membuka jadwal prakteknya, tapi kami kesulitan karena rata-rata mereka sudah tutup registrasi dan saya disuruh kembali sore hari untuk mengikuti jadwal selanjutnya. Tapi saya sudah terlanjur panik, tidak mungkin saya bisa menungu beberapa jam lagi. Akhirnya mama memutuskan membawa saya ke RSUD Koja. Singkat cerita disana saya sampai 3x USG karna dokter agak kesulitan dan ragu melihat hasil USG saya, sampai akhirnya dokter bilang kalau saya memang hamil karena hasilnya sudah positif walaupun samar dan ada tanda kehamilan juga di rahim saya tapi dokter juga bilang karena umur kandungan saya yang masih terlalu muda jadi sulit terdeteksi dengan jelas ketika USG (banyak kejadian seperti ini), kemungkinan terburuknya adalah saya hamil diluar kandungan mengingat pendarahan saya yang masih terus berlangsung. Saya diminta check up kembali hari selasa (4 hari kedepan) untuk memastikan posisi janin saya melalui USGTV. Dan sudah bisa ditebak bukan? saya pulang dengan perasaan masih belum lega.

Saya memutuskan untuk bedrest mengikuti saran dari dokter. Kebanyakan 3 hari itu (jumat-minggu) saya habiskan ditempat tidur. Sesekali saya keluar kamar dan keluar rumah untuk mengembalikan mood saya, karena saya harus tetap happy. Senang sekali rasanya bisa libur lama dan tinggal di rumah. Selalu ada hikmah dibalik peristiwa, right?


Pagi, 14 Januari 2019
Pagi ini saya memutuskan untuk kembali testpack. Pendarahan saya sudah berhenti dan bahkan pembalut yang semalaman ini saya pakai tidak meninggalkan bekas darah sedikitpun. Kembali saya menemukan 1 garis saja, dan kembali saya tinggal mandi juga. Selesai mandi, Alhadulillah ternyata garis samar itu masih ada walaupun memang hasilnya tidak seperti hari pertama saya tes.

 hasil testpack ketiga. masih sangat samar

Melihat garis samar itu, saya sangat terhibur. Saya langsung mengirimkan foto itu ke suami. Saya juga mengirimkan foto itu ke Sarah dan melihatkan langsung ke mama.

Hari ini kembali saya bekerja. Menjelang siang, saya menemukan kembali pendarahan ringan yang keluar. Saya memutuskan untuk memakai pembalut. Kemudian sekitar jam 1 siang setelah makan, saya pergi ke toilet karna ingin BAK namun saya kaget yang keluar darah, banyak sekali... lalu saya melihat ada gumpalan aneh. Gumpalan darah memang beberapa kali saya temukan ketika saya haid namun tidak besar dan kali ini bukan hanya besar namun seperti ada jaringan-jaringan diujungnya. Saya bernisiatif untuk memfotonya sambil tangan saya gemetar.

Saya tidak bisa menahan tangis. Rasa takut, cemas, dan panik seketika membuat saya lupa bagaimana caranya bernafas hingga kepala saya pusing. Saya memberikan kabar ini ke Evi dan Alhamdulillah saya segera dibantu Evi mencari dokter kandungan yang praktek saat itu sambil saya juga mengabarkan suami untuk izin pulang lebih awal dan segera menjemput saya.

Saya dan suami mengunjui Rumah Sakit Pelabuhan yang sedang membuka praktek spog sore hari. Untungnya, saya sudah registrasi via whatsapp jadi saya tidak perlu lama menunggu sudah bisa masuk ruang periksa.


Dinyatakan keguguran
Masuk ruang periksa, kali ini kaki saya tidak berhenti bergetar. Sangat takut hingga saya yang biasanya tidak kesulitan berkonsultasi dengan dokter, kali ini harus dibantu suami. Suami menjelaskan semua peristiwa yang kami alami, lalu dokter minta melihat foto gumpalan darah yang saya maksud. Setelah melihat foto itu, dokter menunjuk ujung gumpalan yang seperti berbentuk jaringan, dan dia bilang benar bahwa saya telah keguguran. Saya diminta naik keranjang untuk USG kemudian dokter menjelaskan bentuk rahim saya yang katanya sudah mulai membesar dan selebihnya entah apa yang dokter ini katakan, rasanya kuping saya sudah tidak bisa menerima suara apapun.

Dokter hanya memberikan saya obat pembersih kandungan untuk 3 hari minum, dan vitamin asam folat 1 bulan minum. Setelah agak tenang, dokter berkata bahwa kejadian seperti ini umum terjadi dan alangkah lebih baik jika pasangan yang sudah mendapat testpack garis dua walaupun samar segera memeriksakan dirinya ke dokter terdekat karena jika memang janinnya belum terlihat, setidaknya sang ibu bisa diberikan penguat kandungan. Pelajaran yang sangat berharga bagi kami berdua. Oh ya, sebelum kami keluar ruang  periksa, Dokter juga sempat bilang, katanya kebanyakan ibu yang mengalami keguguran akan mudah hamil lagi dikarenakan rahim akan terpancing untuk hamil kembali.

yang patah tumbuh yang hilang berganti
yang hancur lebur akan terobati
yang sia-sia akan jadi makna
yang terus berulang suatu saat nanti.. 


Seperti penggalan lirik lagu dari Banda Neira diatas, semoga saja kami segera mendapatkan pengganti lagi, keturunan yang sehat dan kuat, yang lahir dengan normal dan tanpa kekurangan suatu apapun. Aamiin.

Ps. Mohon maaf saya lupa nama dokter yang di RSUd Koja dan RS Pelabuhan
Baca selengkapnya

12/21/18

Perjalanan cinta : Aku, sang pejuang buah hati

Dimana ada harapan, disitu ada kehidupan - I Am Sarahza

Tidak dirasa sudah hampir 2 tahun kami (saya dan suami) mengarungi bahtera pernikahan yang tidak melulu senang memang, tapi bisa membuat saya bahagia dan bersyukur. Bahagia dan bersyukur karena Allah semakin mencukupi rezeki kami, Allah memberikan kesehatan bagi kami, dan yang terpenting Allah memberikan saya suami yang Alhamdulillah sangat bertanggung jawab, perhatian, lembut dan soleh. Tapi, kali ini saya belum berminat menuliskan cerita tentang suami saya, sekarang saya mau berbagi pengalaman perjalanan saya menuju kehamilan, menjemput rejeki kami, mendapatkan "dia" -sang pelita hati-.

Sebelum cerita lebih lanjut, saya pernah menuliskan kisah perjuangan saya (yang mungkin belum seberapa dibanding para pejuang buah hati lainnya). monggo klik disini ðŸ˜Š


20 Desember 2018 

Tepat 1 tahun 8 bulan 18 hari pernikahan kami. Tadinya, kami sempat sepakat untuk mulai program hamil manual dimulai dari awal Januari 2019 dengan minum vitamin yang direkomendasikan sahabat kami (yang sebelumnya sudah berhasil hamil), namun saya mengalami gejala yang tidak seperti biasanya. Seminggu sebelumnya saya mengalami flek kecoklatan ringan yang berlangsung 6 hari lamanya. Biasanya saya flek berdurasi hanya 3-4 hari itupun dikarenakan menjelang hari menstruasi saya. Saya tunggu haid tak kunjung tiba hingga akhirnya flek tersebut berhenti sendiri. Berkat masukan dari teman, saya mencoba testpack dan hasilnya masih negatif. Akhirnya saya coba bicarakan dengan suami dan kami sepakat untuk periksa ke dokter. Kali ini, kami tidak mendatangi RS melainkan hanya klinik biasa, yang direkomendasikan sahabat kami. Letaknya menyatu dengan gedung Apotek Kimia Farma, Permai, Jakarta Utara. Mudah untuk dicari.

Setelah mendaftar dan tensi, saya diberikan buku atau lembaran seperti ini.

(seperti) buku rapor 

Selanjutnya kami (saya dan suami) bertemu dengan dokternya, namanya Dr. Nungki, SpOG. Dokter muda yang cantik, ramah, sabar, dan telaten untuk reviewnya saya menulisnya disini. Pada sesi konsultasi saya menceritakan semua gejala yang saya alami, lalu dokter menyarankan saya untuk USG. Setelah di USG dokter tidak melihat tanda-tanda kehamilan ataupun tanda ingin menstruasi, jadi dokter berinisiatif untuk mencoba USGTV (transvaginal) yang sebelumnya juga sudah pernah saya alami di rumah sakit berbeda. Rasanya? masih sama, ngilu tapi tidak sakit. Kali ini yang berbeda, Dr. Nugki menjelaskan lebih detail dibanding dokter saya sebelumnya. Beliau memperlihatkan saya dengan sabar letak sel telur saya yang belum matang, kanan dan kiri. Beliau juga mengukur ukuran rahim saya dan mencetak hasilnya. 

Kemudian lanjut ke meja konsultasi lagi, sambil memegang hasil USG saya, beliau kembali menjelaskan apa yang terjadi.

hasil USGTV

Dari hasil yang terlihat Alhamdulillah flek yang kemarin saya alami itu hal yang wajar, bukan penyakit apalagi gangguan yang berarti. Hanya masalah hormon. Dokter juga menjelaskan kalau siklus menstruasi saya berantakan dan perlu diatur untuk mengikuti program hamil. Maka dari itu, dokter menyarankan saya untuk meminum pil KB selama 3 bulan berturut-turut lalu kembali lagi dan memulai program dengan langkah selanjutnya (cek sperma suami dan cek HSG untuk saya). Namun, saya meminta opsi lain karena saya tidak sampai hati jika harus menelan pil KB apalagi dalam waktu 3 bulan. Akhirnya dokter memberikan saya resep obat yang katanya bisa membuat siklus haid saya teratur dan membantu mematangkan sel telur saya. Sebenernya tidak berbeda jauh dengan pil KB tampilannya, hanya saja obat ini tidak bersifat sebagai kontrasepsi jadi masih aman dan masih ada kemungkinan saya bisa hamil saat mengkonsumsinya (Aamiin!!!).

Saya sempat bertanya ke dokter mengenai harga obat ini karna beliau bilang harganya cukup mahal dibanding pil KB biasa, sekitar harga 200rb-300rb. Oh iya, nama  obatnya Cyclo Progynova. Karna kebetulan klinik ini menyatu dengan Apotek, jadi sekalian saya bayar biaya konsultasi dan USGTV tadi (sejumlah 175rb), saya juga menebus obat tersebut tapi ternyata obatnya sedang kosong. Saya iseng tanya harganya ternyata disana 200rb, masih cukup terjangkau. Saya coba cari ke apotek lain yaitu Apotek Lido Permai, harganya lebih murah yaitu 186rb dan stoknya tersedia. Jadi saya beli di Apotek Lido.

penampakan obatnya

Jadi, kami masih menunggu reaksi obat ini seperti apa. Tidak sabar segera mencoba dan membagikan pengalaman kami selanjutnya 😊


Baca selengkapnya

11/28/18

Tempat makan murah dengan pemandangan alam di Jogja

Assalamualaikum temen-temen...
Wah sepertinya sudah lama sekali jari-jari ini tidak menari di layar laptop, sempat berfikir halaman blog saya ini sudah ditumbuhi sarang laba-laba hehehe

Baiklah, jadi langsung saja ya temen-temen wahai para pemburu makanan murah ketika berlibur, kali ini saya akan memberitahukan, menginformasikan, me-review tempat makan yang saya maksud sambil berusaha mengingatnya kembali. Mohon maaf jika tulisan saya banyak kurangnya, karena ini pertama kalinya saya mencoba review tempat makan. Mohon netijen Indonesia memaafkan saya. Fyi, Tempat makan ini cocok untuk traveller yang ngirit, mau makan murah, enak, sambil wisata juga (macam saya hehehe). So, check this out!

1. Nama dan Lokasi

Tempat makan ini bernama "Alas Kuliner Watu Lumbung". Buat yang baru tau, bisa coba gooling dulu ya.. Lokasi tempat ini di rute gerilya pangsar sudirman jl, Duwuran, Parangtritis, Kec. Kretek, Bantul. Kalau dari penginapan saya (daerah kota) sekitar 26km atau jarak tempuh pakai motor kurang lebih 45 menit.

Sebenarnya saya tidak sengaja menemukan tempat ini ketikan browsing "tempat liburan dekat Pantai Parangtritis" karena sayang aja kan sudah lumayan jauh perginya tapi cuma untuk ke satu tempat saja.

Untuk jalurnya sendiri saya dan suami masih nurut sama mbah google map karena ini pertama kalinya kami ke tempat ini. Alhamdulillahnya jalur yang dipilihkan mbah google kali ini cukup bersahabat, tidak seperti sewaktu kami ke arah Prambanan (yang saya kira kami sudah sampai di Tj. Priok, Jakarta Utara hehe ngerti ndak?). Saya lupa foto jalanannya tapi terekam di memori ingatan dengan baik. Dari Hotel kami lewat perumahan, yang adem, asri. Keluar perumahan mulai lewat jalan raya dengan sedikit sekali kendaraan yang lalu lalang jadi tidak terlalu terganggu debu. Kemudian ketika sudah agak dekat, pemandangan yang tersaji untuk kami tidak lain adalah hamparan sawah yang hijau dan adem sekali! seakan angin menyapa dengan ramah, menyambut kedatangan kami. Setelah itu kami melewati jembatan yang menurut kami bagus (dan panjang) hehe terus jalanan mulai agak naik (saya hampir takut motor yang saya sewa tidak kuat) hingga akhirnya kami tiba. Pokoknya kami benar-benar menikmati perjalanan ini walaupun hampir 1 jam namun sangat menyenangkan!

ini jembatan yang saya maksud, jika di foto dari atas bukit


ini pintu masuk kalau dilihat dari samping

disamping kanan pintu masuk, ada ayunan, tapi panas banget jadi cuma nebeng foto

permisi... numpang foto lagi


 2. Fasilitas

Kalau boleh jujur (boleh dong ya!), menurut saya tempat ini kurang terawat karna cukup berbeda dari yang saya temukan di google (sangat disayangkan sekali), dari perpustakaan yang ternyata sudah ditutup, arena outbound juga yang seperti lama tidak terpakai, hingga kursi-kursi yang sayang sekali dibiarkan hampir rusak dan kotor. Padahal jika di rawat, tempat ini akan menjadi tempat yang eksis dan ramai kunjungannya.


ini Perpustakaan tapi sudah tutup


diatas sana, disediakan meja+bangku untuk makan juga, tapi kami kemarin datang siang, jadi panas. sepertinya jika datang menjelang sunset lebih baik duduk disana

ini pemandangan depan pendopo makan kami

nah.. ini pendopo tempat kami makan, kami pilih paling atas karna adem hehe 

ini musolahnya, yang batu-batu ada selangnya itu tempat wudhu


3. Menu makanan

Sampai juga di pembahasan terakhir....Yap, menu makanan. Menu yang dijual di tempat makan ini adalah menu rumahan yang simple dengan harga yang cukup terjangkau

menu makanan

Kami memesan 2 porsi nasi goreng+kerupuk, mie goreng, singkong goreng yang empuk dan gurih banget juaraaaa, 2 es teh manis, dan 1 air mineral, seperti ini:

makan siang dengan pemandangan yang indah + angin sepoi-sepoi

Perihal rasa, sebenernya saya tidak cukup percaya diri untuk komentar karena saya bukan pemburu kuliner, malah terhitungnya saya tipikal orang yang suka makanan ya itu-itu aja, yang sudah pernah saya coba sebelumnya tapi beneran sih dari semua yang saya pesan, sambel buatan masnya & singkong gorengnya itu JUARA!! gak ngerti, pokoknya enak banget. Kalo nasi gorengnya standar, tapi enak karena ada rasa gurihnya dan ada kolnya juga nih khas Jawa banget duh jadi kangen nasi goreng kol...

Yaaaaa, pokoknya cuma segitu yang bisa share disini karena berhubung kami juga tidak lama (2 jam lama atau sebentar sih? haha) padahal niat awalnya cuma mau mampir makan siang dan foto-foto sebentar, eh malah bablas keenakan ngadem hehe. Btw, kalo ke Jogja coba mampir kesini, masnya ramah, makanannya murah, tempatnya asik apalagi kalau datang agak sore :)


Baca selengkapnya

9/18/18

Bermandikan hangatnya sang mentari di Candi Prambanan

Jogja bukan hanya sekedar kota. Dia adalah sebuah kenyamanan, kedamaian, dan cinta. -Hipwee
Rasanya quote diatas sungguh mewakili pengalaman yang saya dan suami rasakan selama di Jogja 4 hari kemarin. Jogjakarta, sebelumnya saya pernah menginjakan kaki di kota cinta ini ketika perpisahan SMK begitupun dengan suami saya yang sudah pernah membuat kenangan disana bersama teman-teman sepermainannya. Dan untuk kedua kalinya saya mengunjungi kota cinta dengan orang tercinta, senangnyaaaa hehe.

Khusus ditulisan saya kali ini, saya mau kupas perjalanan saya di Candi Prambanan. Ya, dulu pas saya ke Jogja saya tidak sempat mengunjungi tempat ini, entah mungkin karna saya hanya jadi siswa jadi cuma ikut-ikutin itinerary dari sekolah saja yang menurut saya "gak kerasa bangettttt". Makanya saya sekarang mau mencoba memuaskan hasrat jalan-jalan saya di Jogja (tanpa ngoyo tapinya).

Baiklah cukup sekian kalimat pembuka kali ini, berhubung tangan saya masih lumayan pegal karena baru sampai Jakarta jam 2 dini hari dan paginya sudah harus kerja hiks.. yasudah, mari kita mulai kupas abis wisata Candi Prambanan a-la Vina dan Suami.

1. Lokasi

Untuk lokasinya sendiri, kalau dari penginapan kami yang di daerah pusat kota sekitar 16km (30-40 menit) menggunakan kendaraan roda dua. Cukup jauh tapi tidak sejauh kalau ke Candi Borobudur. Terjadi kemacetan hanya dibeberapa titik saja, selebihnya ramai lancar. Jalanannya sendiri adalah jalan utama yang cukup besar dan lumayan banyak truk yang lalu lalang serta minimnya pepohonan jadi panas dan debunya luar biasa. Tapi pokoknya tenang aja, semua itu seharusnya tidak menyurutkan keinginan kalian untuk pergi kesana karena ketika kalian sudah sampai, semuanya terbayar. Percaya deh hehe.

2. Tiket masuk


Biaya tiket masuk Candi Prambanan per-agustus 2018 bisa dilihat pada gambar diatas. Untuk baris khusus "Paket" itu maksudnya paket dengan Candi Borobudur ya tapi dengan kendaraan pribadi. Kalau saya kemarin pilihnya hanya tiket reguler saja cukup hehe. Oh iya sebenernya ada 1 paket lagi yang gabung dengan Ratu Boko tapi lupa difoto.

bentuk tiketnya

3. Keliling Candi Prambanan

Baru juga melewati pintu masuk utama dan jalan sedikit, sudah di suguhkan kemegahan Candi Prambanan yang mengintip dari balik pepohonan, seperti ini...

eh ada yang ngintip dibalik pohon...

Melewati jalan setapak, suami sempat mengabadikan foto saya ketika pas berada di depan candi

panas ya sampai gelap ini muka hehe

megah ya...

Dari foto diatas saja sudah terlihat begitu nampak betapa teriknya siang di Candi Prambanan, tapi tetap saja banyak pengunjung yang antusias untuk berfoto dan berjalan mengelilingi Candi, termasuk saya.

Karena saking banyaknya pengunjung yang memasuki bagian depan Candi, suami inisitif untuk mengajak saya keliling mengitari Candi. Tidak jauh dari bagian depan Candi, bagian sampingnya pun menurut saya sama bagusnya, jadi saya coba untuk meminta suami berfoto disana

foto dari samping Candi

Menurut saya (maaf ya kalau salah) sepertinya semakin ke samping semakin terlihat potongan bangunan Candi yang mungkin sempat rubuh ketika gempa Jogja beberapa waktu silam, apalagi kalau jalan makin ke belakang Candi, terlihat ada bangunan yang masih dalam tahap renovasi.

Sampai di area belakang Candi, saya dan suami menemukan tumpukan batu yang mungkin bisa kami jadikan peyanggah kamera (mengingat tripod yang kami bawa rusak jadi agak kesulitan untuk foto berdua). Seperti ini hasilnya...




Sisi belakang Candi lumayan sepi, tidak seperti sisi depan. Kalaupun ramai biasanya pengunjung berjalan menuju pintu keluar. Kami coba memasuki bangunan Candi dari sisi belakang ini.




Dan ini penampakan area dalam Candi Prambanan jika kalian memasukinya dari bagian belakang sisi bangunan:




Saya dan suami sempat masuk lebih kedalam salah satu bangunan Candi namun karena tempatnya agak gelap dan kami terlalu fokus mengagumi Candi, jadi foto kami cuma sedikit. Tak apa ya, semuanya tersimpan baik dalam kenangan (ce'ileeeh hehe)

Setelah puas bermain di Candi dengan iringan teriknya mentari, kami berjalan menuju area luar Candi. Sedikit berbeda dengan arah masuk, arah keluar Candi agak sejuk anginnya mungkin dikarekan adanya beberapa pohon yang rindang dipinggir jalan. Terdapat juga beberapa wahana foto berbayar, ada juga penyewaan alat bermain namun maaf tidak terfoto.

akhirnya dapat angin sejuk

ketemu ayunan yang viewnya bagus banget

Sampai di ujung jalan, kami melihat ada Musollah, jadi kebetulan masuk waktu Dzuhur saya dan suami menyempatkan diri untuk beribadah, setelah itu kami lanjut berjalan menuju pintu keluar. Kami sempat singgah di wahana panahan kalau tidak salah biayanya Rp. 20,000/orang/20 anak panah. Tapi kami hanya melihat saja berhubung perut kami sudah lapar sekali hehe.

4. Mengobati rasa lapar perut dan belanja di Pasar Prambanan

Setelah puas bermain dibawah teriknya matahari, perut kami kembali kelaparan padahal baru saja kami brunch yang cukup berat hehe. Kami tidak mengunjungi tempat pertama yang kami singgahi ketika baru sampai di Candi Prambanan (sebelum loket), walaupun sama-sama berada di Pasar Prambanan, namun lokasi kami berada sebelum pintu loket Candi, sedangkan kali ini saya dan suami mencari tempat makan yang lebih dekat yaitu setelah pintu keluar Candi.  Seperti ini gambaran tempat makannya:
ada penampakan pak suami hehe

terlihat sama semua antara warung satu dengan yang lainnya

ini warung disudut kanan

tampak pasar dari sebrang warung

Yang kami takjub dari makanan di Jogja tuh walaupun di tempat wisata, harganya tidak berbeda jauh. Air mineral masih Rp. 5,000, es dawet/degan cuma Rp. 5,000, nasi goreng/mie goreng jawa cuma Rp. 15,000 saja. Berbeda jauh dengan tempat makan di sekitar wisata di Jakarta yang harganya bisa naik 2x lipat dari harga normal, cukup menjengkelkan ya? hehe

***

Nah itu dia pengalaman saya dan suami berwisata di Candi Prambanan. Sebenernya tempat yang kami datangi dan kami jadikan spot foto namanya bukan cuma Candi Prambanan, ada banyak nama Candi tapi mohon maaf dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan informasi jadi kami tidak tahu dan jadilah saya menyamaratakan menjadi Candi Prambanan (hanya dibedakan dari pintu depan/pintu belakang saja huhuhu) mohon maaf ya.

Terima kasih sudah mampir dan membaca tulisan saya kali ini.
Semoga cukup informatif dan dapat memberikan sedikit gambaran lokasi Candi Prambanan (bagi yang belum pernah kesana tentunya, kalau yang sudah mungkin pengalamannya lebih banyak dari saya hehe). Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya. Xoxo






Baca selengkapnya