1/30/19

Cerita kehamilan pertama dan harus menghadapi kehilangan

Kun Fayakun -Be, so it is.
Iya, benar kamu tidak salah baca. Alhamdulillah akhirnya setelah bergonta ganti dokter spog, Januari awal kemarin saya positif hamil. Lucu juga sekarang kalau dipikir-pikir padahal bulan Desember lalu saya baru saja menceritakan kisah promil saya (disini), tapi Allah maha baik, Allah maha pengabul do'a hambaNya. Disaat saya sedang tidak terlalu memikirkan untuk "harus jadi" setiap HB dengan suami sambil menunggu bulan Maret/April nanti, amanah terindah itu hadir. Sedih, terharu, dan bahagia sekali, kadang masih gak percaya ternyata saya bisa hamil alami. Walaupun perjalanan rumah tangga kami masih terhitung baru dan mungkin belum ada apa-apanya dibanding perjalanan para pejuang garis dua diluar sana, tapi tetap saja berita ini sangat melegakan bagi kami.

Namun, kebahagiaan itu hampir membuat saya lupa bahwa semua yang ada di dunia ini hanya titipan Allah. Dan disaat Allah-Sang Pemilik memintanya kembali, kita seharusnya sudah siap.

Pada tulisan kali ini, saya akan bercerita bagaimana perjuangan saya dengan suami menemukan titik terang. Bukan rasa sedih yang kami ingin bagi, melainkan rasa syukur. Rasa syukur sebagai bukti bahwa Allah masih dan akan selalu mendengar doa kami dan kenyataan bahwa tidak ada masalah pada rahim saya ataupun sperma suami saya. Walaupun ia hanya sebentar di hidup kami, namun cahaya yang ia pancarkan sudah mampu menyinari kembali jalan semangat kami.


Pagi, 10 Januari 2019
Sudah sekitar 2 mingguan saya merasakan sakit di (maaf) PD saya. Sakitnya seperti menegang dan keras, membuat tidak nyaman. Sempat berfikir mungkin saya akan haid, jadi saya coba nikmati saja. Namun semingguan terakhir ini setiap malam, saya merasakan gelisah selain karna PD saya yang sakit, pinggang saya sangat pegal dan keram jadinya saya kesulitan tidur. Perut bawah saya juga keram ringan dan kepala saya suka pusing dan sakit tiba-tiba sampai dalam hati saya bilang "aduh kalo mau keluar ya keluar dong hey kamu haid... saya udah gemes nih" tapi si tamu bulanan tak kunjung tiba.

Sudah biasa saya selalu telat haid karena tanggal haid saya memang tidak teratur, tapi entah kenapa suami cerita dia 2 malam berturut-turut mimpi punya anak, mungkin itu yang menjadi sebab suami saya punya feeling saya hamil. Tapi saya sudah puluhan kali di PHP-kan oleh tanda-tanda diatas yang nantinya berujung saya haid juga, belum lagi puluhan testpack yang selalu menunjukan hasil yang sama--membuat saya trauma.

Tapi, pagi ini berbeda entah karena apa, saya merasa ingin sekali memakai alat itu. Tanpa sepengetahuan suami, saya beranikan diri mencoba kembali testpack. Seperti biasa, urin pagi pertama yang saya pakai dan taraaaa.... hasilnya garis satu. Saya ketawa saat itu sambil rasanya ingin bilang ke suami "tuh kan dibilangin juga apa orang aku gak hamil!" hehehe. Saya letakkan begitu saya testpacknya, lalu saya mengambil sikat gigi dan ketika saya menoleh kembali ke alat kecil itu, saya kaget bukan main, ternyata garisnya berubah jadi 2! Saya coba duduk, takut kalo ini mimpi terus berfikir lagi "ini nyata, ini nyata" lalu saya ambil testpack itu mencoba lihat lebih fokus dan benar ternyata garisnya ada 2 bukan cuma bayangan mata saya saja.

hasil testpack pertama, masih samar

Tidak lama setelah selesai mandi, saya langsung kirim foto terbahagia itu ke suami dan tidak lama suami langsung membalasnya, tumben. Biasanya dia kalau sudah di tempat kerja hanya sempat memegang hp di waktu tertentu saja. Respon suami pada saat itu cuma bilang "Nanti sore aku beliin tespek lg ya asal jangan pakai merk 1*** aja" hahaha mungkin dia pun juga sempat trauma dengan garis dua yang menipu, sudah pernah saya ceritakan sebelumnya (disini) tapi berbeda dengan saya, setelah mendapat garis dua walaupun samar tapi mungkin karna merk testpacknya Akurat, saya sangat percaya diri. Selama ini saya beberapa kali mencoba testpack pakai Akurat belum pernah mendapatkan hasil samar sekalipun.

Orang kedua yang saya beritahukan hal bahagia ini adalah mama, kemudian sahabat saya yang juga teman berangkat kerja bareng--Sarah. Bagaimapun mereka harus tau, karena mama dan Sarah adalah teman baik perjalanan setiap pagi menuju kantor (biar bawa motornya pelan hehehe)

Saya menjalani hari dengan sangat ceria padahal biasanya kalau pagi saya masih agak moody. Saya juga sempat bawa motornya Sarah dan memboncenginya dengan sangat pelan. Perubahan yang cukup drastis. Di kantor, saya membatasi gerak saya. Berdiri jika hanya diperlukan (terutama bolak-balik kamar mandi karna memang beberapa hari belakangan ini saya BAK nya sering), makan siangpun yang biasanya saya pergi ke kantin, hari itu saya memilih di kantor saja. Kemudian pulang kerja juga dijemput suami.

Kami banyak berdiskusi mengenai kehamilan malam itu. Saya dan suami juga sepakat untuk tidak periksa ke dokter dahulu. Saya akan melakukan tespack beberapa kali lagi dan jika hasilnya tidak berubah baru kami akan ke dokter.

Subuh, 11 Januari 2019
Sebelum ambil wudhu, saya ditemani suami mencoba testpack kembali. Kali ini mencoba merk Sensitif. Dan hasilnya kembali membuat kaget (dan sedikit sedih) karena cuma 1 garis. Terus saya kepikiran "apa mungkin seperti kemarin ya? ditunggu sebentar dulu". Yasudah, saya memutuskan untuk mandi. Sambil sabunan, nengok ke testpack yang masih satu garis, lalu sikat gigi sambil ngeliatin juga barangkali garisnya akan bertambah, begitu seterusnya sampai ketika hampir selesai mandinya, saya lihat ada bayangan garis kedua, tipis sekali bahkan harus dilihat dibawah lampu. Saya kasih ke suami, suami masih ragu, yasudah saya fikir. Kami berwudhu dan melaksanakan sholat subuh.

Saya ingat, saya sempat bernazar jika nanti hamil, saya akan mengkhatamkan kembali Al-Qur'an jadi saya (yang jarang mengaji ini, hiks jangan ditiru ya) mencoba menepati nazar saya walaupun hasilnya masih abu-abu, saya hanya ingin berserah kepada Allah sekaligus meminta belas kasihNya. Selesai mengaji, saya kembali melihat testpack dan tiba-tiba senang sekali... hasilnya walaupun masih samar kini bisa terlihat meski tidak dibawah lampu hehe, saya langsung tunjukan ke suami dan ya, suami saya melihat garis samar itu. Tanda bahwa pelita hati kami memang benar sudah hadir, di rahim saya 😊

hasil testpack kedua, sangat samar

Saya tidak heran jika kalian kesulitan melihat garis samarnya, karna saya pun jika melihat dari layar hp apalagi laptop sangat sulit. Mungkin ini karena faktor kamera hp jaman now yang filternya luar biasa ya jadi bisa menghaluskan apapun hahaha.

Pagi, 11 Januari 2019
Setelah cukup lega dan puas melihat serta memfoto hasil testpack pagi ini, saya dan suami mencoba tidur kembali sebelum nantinya ngantor. Tapi tunggu, kok saya merasa kurang nyaman ya? seperti merasakan basah dibagian "bawah" saya. Karena kamar gelap, saya coba nyalakan senter hp dan ketika saya arahkan kesana, saya melihat ada darah!

Darah segar yang mungkin seukuran telapak tangan kini terlihat di celana tidur saya. Seketika saya membangunkan suami dan dia ikut kaget. Saya mencoba tetap tenang sambil berjalan ke kamar mandi lalu mengganti celana dan memakai pembalut. Saya juga ceritakan hal tersebut ke mama. Sampai jam 8 pagi, suami saya sudah berangkat kerja, namun darah saya masih keluar. Saya mencoba untuk berbagi kegelisahan dan kesedihan saya kepada sahabat saya yang lainnya, Evi. Dan berkat masukan dari Evi, saya memutuskan untuk izin kerja. Siang harinya sekitar jam 11, saya pergi ke toilet untuk BAK dan saya melihat cukup banyak darah yang keluar walaupun tidak seperti darah haid tapi untuk ukuran flek normal selama hamil atau pendarahan selama hamil sepertinya tidak sebanyak itu. Saya kembali panik dan sedih, secara tiba-tiba saya berinisiatif untuk mendatangi dokter spog yang sedang buka praktek. Siapapun, asal dia bisa USG saya sekarang juga.

Diantar mama, kami mencari dokter spog yang masih membuka jadwal prakteknya, tapi kami kesulitan karena rata-rata mereka sudah tutup registrasi dan saya disuruh kembali sore hari untuk mengikuti jadwal selanjutnya. Tapi saya sudah terlanjur panik, tidak mungkin saya bisa menungu beberapa jam lagi. Akhirnya mama memutuskan membawa saya ke RSUD Koja. Singkat cerita disana saya sampai 3x USG karna dokter agak kesulitan dan ragu melihat hasil USG saya, sampai akhirnya dokter bilang kalau saya memang hamil karena hasilnya sudah positif walaupun samar dan ada tanda kehamilan juga di rahim saya tapi dokter juga bilang karena umur kandungan saya yang masih terlalu muda jadi sulit terdeteksi dengan jelas ketika USG (banyak kejadian seperti ini), kemungkinan terburuknya adalah saya hamil diluar kandungan mengingat pendarahan saya yang masih terus berlangsung. Saya diminta check up kembali hari selasa (4 hari kedepan) untuk memastikan posisi janin saya melalui USGTV. Dan sudah bisa ditebak bukan? saya pulang dengan perasaan masih belum lega.

Saya memutuskan untuk bedrest mengikuti saran dari dokter. Kebanyakan 3 hari itu (jumat-minggu) saya habiskan ditempat tidur. Sesekali saya keluar kamar dan keluar rumah untuk mengembalikan mood saya, karena saya harus tetap happy. Senang sekali rasanya bisa libur lama dan tinggal di rumah. Selalu ada hikmah dibalik peristiwa, right?


Pagi, 14 Januari 2019
Pagi ini saya memutuskan untuk kembali testpack. Pendarahan saya sudah berhenti dan bahkan pembalut yang semalaman ini saya pakai tidak meninggalkan bekas darah sedikitpun. Kembali saya menemukan 1 garis saja, dan kembali saya tinggal mandi juga. Selesai mandi, Alhadulillah ternyata garis samar itu masih ada walaupun memang hasilnya tidak seperti hari pertama saya tes.

 hasil testpack ketiga. masih sangat samar

Melihat garis samar itu, saya sangat terhibur. Saya langsung mengirimkan foto itu ke suami. Saya juga mengirimkan foto itu ke Sarah dan melihatkan langsung ke mama.

Hari ini kembali saya bekerja. Menjelang siang, saya menemukan kembali pendarahan ringan yang keluar. Saya memutuskan untuk memakai pembalut. Kemudian sekitar jam 1 siang setelah makan, saya pergi ke toilet karna ingin BAK namun saya kaget yang keluar darah, banyak sekali... lalu saya melihat ada gumpalan aneh. Gumpalan darah memang beberapa kali saya temukan ketika saya haid namun tidak besar dan kali ini bukan hanya besar namun seperti ada jaringan-jaringan diujungnya. Saya bernisiatif untuk memfotonya sambil tangan saya gemetar.

Saya tidak bisa menahan tangis. Rasa takut, cemas, dan panik seketika membuat saya lupa bagaimana caranya bernafas hingga kepala saya pusing. Saya memberikan kabar ini ke Evi dan Alhamdulillah saya segera dibantu Evi mencari dokter kandungan yang praktek saat itu sambil saya juga mengabarkan suami untuk izin pulang lebih awal dan segera menjemput saya.

Saya dan suami mengunjui Rumah Sakit Pelabuhan yang sedang membuka praktek spog sore hari. Untungnya, saya sudah registrasi via whatsapp jadi saya tidak perlu lama menunggu sudah bisa masuk ruang periksa.


Dinyatakan keguguran
Masuk ruang periksa, kali ini kaki saya tidak berhenti bergetar. Sangat takut hingga saya yang biasanya tidak kesulitan berkonsultasi dengan dokter, kali ini harus dibantu suami. Suami menjelaskan semua peristiwa yang kami alami, lalu dokter minta melihat foto gumpalan darah yang saya maksud. Setelah melihat foto itu, dokter menunjuk ujung gumpalan yang seperti berbentuk jaringan, dan dia bilang benar bahwa saya telah keguguran. Saya diminta naik keranjang untuk USG kemudian dokter menjelaskan bentuk rahim saya yang katanya sudah mulai membesar dan selebihnya entah apa yang dokter ini katakan, rasanya kuping saya sudah tidak bisa menerima suara apapun.

Dokter hanya memberikan saya obat pembersih kandungan untuk 3 hari minum, dan vitamin asam folat 1 bulan minum. Setelah agak tenang, dokter berkata bahwa kejadian seperti ini umum terjadi dan alangkah lebih baik jika pasangan yang sudah mendapat testpack garis dua walaupun samar segera memeriksakan dirinya ke dokter terdekat karena jika memang janinnya belum terlihat, setidaknya sang ibu bisa diberikan penguat kandungan. Pelajaran yang sangat berharga bagi kami berdua. Oh ya, sebelum kami keluar ruang  periksa, Dokter juga sempat bilang, katanya kebanyakan ibu yang mengalami keguguran akan mudah hamil lagi dikarenakan rahim akan terpancing untuk hamil kembali.

yang patah tumbuh yang hilang berganti
yang hancur lebur akan terobati
yang sia-sia akan jadi makna
yang terus berulang suatu saat nanti.. 


Seperti penggalan lirik lagu dari Banda Neira diatas, semoga saja kami segera mendapatkan pengganti lagi, keturunan yang sehat dan kuat, yang lahir dengan normal dan tanpa kekurangan suatu apapun. Aamiin.

Ps. Mohon maaf saya lupa nama dokter yang di RSUd Koja dan RS Pelabuhan

Bagikan

Jangan lewatkan

Cerita kehamilan pertama dan harus menghadapi kehilangan
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.